Page 84 - MATAHARI TERBIT DIATAS SERIBU BUKIT- 2023
P. 84
1. Memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran Igama di
Hindia Nederland,
2. dan Memajukan dan menggembirakan kehidupan (cara hidup)
sepanjang kemauan agama Islam kepada lid-lidnya.
Dalam pandangan Djarnawi Hadikusuma, kata-kata yang sederhana
tersebut mengandung arti yang sangat dalam dan luas. Yaitu, ketika umat Islam
sedang dalam kelemahan dan kemunduran akibat tidak mengerti kepada ajaran
Islam yang sesungguhnya, maka Muhammadiyah mengungkap dan
mengetengahkan ajaran Islam yang murni itu serta menganjurkan kepada umat
Islam pada umumnya untuk mempelajarinya, dan kepada para ulama untuk
mengajarkannya, dalam suasana yang maju dan menggembirakan.
Pada AD Tahun 1946 itulah pencantuman tanggal Hijriyah (8 Dzulhijjah
1330) mulai diperkenalkan. Perubahan penting juga terdapat pada AD
Muhammadiyah tahun 1959, yakni dengan untuk pertama kalinya
Muhammadiyah mencantumkan ”Asas Islam” dalam pasal 2 Bab II., dengan
kalimat, ”Persyarikatan berasaskan Islam”. Jika didaftar, maka hingga tahun
2005 setelah Muktamar ke-45 di Malang, telah tersusun 15 kali
Statuten/Anggaran Dasar Muhammadiyah, yakni berturut-turut tahun 1912,
1914, 1921, 1934, 1941, 1943, 1946, 1950 (dua kali pengesahan), 1959, 1966,
1968, 1985, 2000, dan 2005. Asas Islam pernah dihilangkan dan formulasi tujuan
Muhammadiyah juga mengalami perubahan pada tahun 1985 karena paksaan
dari Pemerintah Orde Baru dengan keluarnya UU Keormasan tahun 1985. Asas
Islam diganti dengan asas Pancasila, dan tujuan Muhammadiyah berubah
menjadi ”Maksud dan tujuan Persyarikatan ialah menegakkan dan menjunjung
tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang
diridlai Allah Subhanahu wata’ala”. Asas Islam dan tujuan dikembalikan lagi ke
”masyarakat Islam yang sebenar-benarnya” dalam AD Muhammadiyah hasil
Muktamar ke-44 tahun 2000 di Jakarta.
Matahari Terbit
71 Diatas Seribu Bukit
Sejarah Pergerkan Muhammadiyah Gunungkidul