Page 88 - MATAHARI TERBIT DIATAS SERIBU BUKIT- 2023
P. 88
atau hakiki dengan mengerahkan seluruh kekuatan akal piran dan ijtihad.
Dalam memahami Al-Quran, dengan kasus mengajarkan Surat Al-Ma’un,
Kyai Dahlan mendidik untuk mempelajari ayat Al-Qur’an satu persatu ayat, dua
atau tiga ayat, kemudian dibaca dan simak dengan tartil serta tadabbur
(dipikirkan): ”bagaimanakah artinya? bagaimanakah tafsir keterangannya?
bagaimana maksudnya? apakah ini larangan dan apakah kamu sudah
meninggalkan larangan ini? apakah ini perintah yang wajib dikerjakan?
sudahkah kita menjalankannya?” (Ibid: 65). Menurut penuturan Mukti Ali,
bahwa model pemahaman yang demikian dikembangkan pula belakangan oleh
KH.Mas Mansur, tokoh Muhammadiyah yang dikenal luas dan mendalam ilmu
agamanya, lulusan Al-Azhar Cairo, cerdas pemikirannya sekaligus luas
pandangannya dalam berbagai masalah kehidupan.
Kelahiran Muhammadiyah dengan gagasan-gagasan cerdas dan pembaruan
dari pendirinya, Kyai Haji Ahmad Dahlan, didorong oleh dan atas
pergumulannya dalam menghadapi kenyataan hidup umat Islam dan
masyarakat Indonesia kala itu, yang juga menjadi tantangan untuk dihadapi dan
dipecahkan. Adapun faktor-faktor yang menjadi pendorong lahirnya
Muhammadiyah ialah antara lain:
1. Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi,
sehingga menyebabkan merajalelanya syirik, bid’ah, dan khurafat, yang
mengakibatkan umat Islam tidak merupakan golongan yang terhormat
dalam masyarakat, demikian pula agama Islam tidak memancarkan sinar
kemurniannya lagi;
2. Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat Islam, akibat dari tidak
tegaknya ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan suatu organisasi yang kuat;
3. Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam
memprodusir kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi
tuntutan zaman;
Matahari Terbit
75 Diatas Seribu Bukit
Sejarah Pergerkan Muhammadiyah Gunungkidul