Page 75 - MATAHARI TERBIT DIATAS SERIBU BUKIT- 2023
P. 75
Biyanto, keputusan agar Muhammadiyah memakai strategi dakwah kultural, ini
penting untuk perkembangan persyarikatan.
Sebab, selama ini dakwah Muhammadiyah kurang mengakomodasi
budaya lokal. “Juru dakwah Muhammadiyah tampak kurang terampil
menjadikan adat istiadat dan budaya lokal sebagai media dakwah, bahkan
dalam tingkat tertentu juru dakwah sering menghantam adat istiadat dan
budaya lokal,” ujarnya.
Kondisi itu yang membuat dakwah Muhammadiyah terasa kurang
akomodatif terhadap adat istiadat dan budaya lokal. Dampaknya, belum semua
kalangan masyarakat tersentuh dengan dakwah pencerahan Muhammadiyah.
Jika mengikuti ijtihad Muhammadiyah generasi awal, maka organisasi ini harus
kembali meneguhkan semangat dakwah dengan mengakomodasi budaya lokal.
Dakwah kultural berciri dinamis, kreatif, dan inovatif. Itu berarti, dakwah
kultural menuntut juru dakwah mencoba memahami ide-ide, adat istiadat,
kebiasaan, nilai-nilai, norma, sistem aktivitas, simbol, dan lain-lain. ‘’Yang
memiliki makna tertentu dan hidup subur dalam kehidupan masyarakat,” kata
Biyanto.
Ia mengingatkan, dakwah kultural Muhammadiyah dimaksudkan agar
dakwah lebih lentur dan fleksibel. Untuk itu, Muhammadiyah harus terus
melakukan pembinaan ke juru dakwah lewat wawasan agar mampu melihat
budaya lokal dari sisi dalam. Dengan perspektif ini, bisa saja bermunculan juru
dakwah yang menjadikan kearifan lokal sebagai media dakwah.
Prof Chamamah Soeratno menambahkan, budaya itu bukan sekadar nyanyian,
tarian, puisi, dan sebagianya. Budaya justru meliputi kehidupan menyeluruh
yang mana semua pengertian budaya menunjukkan budaya sebagai ekspresi
hidup.
Menurutnya ada tiga hakekat budaya yang dimulai dari konsep ide, dan
tidak lain merupakan Islam. Lalu, tata aturan yang muncul dari ide-ide Islam,
yang mau tidak mau, itu merupakan pengertian sesungguhnya dari budaya.
Matahari Terbit
62 Diatas Seribu Bukit
Sejarah Pergerkan Muhammadiyah Gunungkidul