Page 73 - MATAHARI TERBIT DIATAS SERIBU BUKIT- 2023
P. 73
perintah dari kami maka amalan itu ditolak”. Dari hadis ini dipahami bahwa yang
dimaksud dengan “perkara baru” adalah dibidang agama.
Dengan demikian, secara terminoliogis bid’ah adalah “ciptaan baru
dalam urusan agama”. Pengertian “urusan agama” yang paling dekat dengan
pikiran adalah masalah akidah dan ibadah. Jadi bid’ah adalah hal berkaitan
dengan akidah yang tidak diajarkan dan amal ibadah yang tidak disyariatkan
oleh Allah dan Rasul-Nya. Adapun bila ada anjurannya, baik berbentuk wajib
atau sunnah dengan didukung dalil-dalil syar’i terhadap anjuran tersebut, maka
hal itu bagian dari agama meskipun terdapat perselisihan diantara alim ulama
dalam sebagian masalah. Definisi lain mengatakan “bid‘ah adalah suatu cara
yang diada-adakan dalam agama, yang bentuknya menyerupai syari‘at,
tujuannya adalah untuk berlebih-lebihan dalam beribadah kepada Allah SWT”.
Dari hadis-hadis tersebut dapat disimpulkan bahwa sesuatu disebut
bid’ah apabila memenuhi tiga unsur: (1) Kebaruan atau pembaruan. Ini
mencakup semua kreasi atau ciptaan baru yang belum ada sebelumnya, bisa
baik atau buruk, terpuji atau tercela, dan bisa mencakup semua hal baik
urusan agama maupun urusan dunia. Oleh karena itu ada unsur kedua yakni (2)
Sesuatu yang baru itu dinisbatkan kepada atau dianggap sebagai bagian dari
syariat agama. Batasan ini berdasarkan hadis dari ’Aisyah yang menyebut “fi
amrina” (dalam urusan kami, maksudnya urusan agama). Dengan demikian,
kreasi baru dalam bidang kebudayaan dalam arti luas tidak disebut bid’ah.
Unsur berikutnya, (3) Sesuatu yang baru itu tidak punya landasan atau rujukan
dari syariah yang sahih. Sebagai contoh, soal qunut subuh, soal shalat tarawih
berjamaah dan jumlah rekaatnya 8 atau 20, tidak termasuk katagori bid’ah,
karena masing-masing ada landasan syari’ahnya, meskipun terdapat perbedaan
pendapat di kalangan ulama dalam beberapa segi dari permasalahan tersebut.
Penulis setuju dengan pandangan Prof Qurais Shihab terkait dengan
bagaimana Islam melihat Agama dan budaya. Berikut pandangan beliau,
Matahari Terbit
60 Diatas Seribu Bukit
Sejarah Pergerkan Muhammadiyah Gunungkidul