Page 68 - MATAHARI TERBIT DIATAS SERIBU BUKIT- 2023
P. 68

bagian  dari  ajaran  Islam.  Pertanyaan  pokok,  dalam  menghadapi  beragam
           budaya dan tradisi di tengah masyarakat, adalah apakah budaya dan tradisi itu

           tidak bertentangan dengan pokok-pokok akidah, syariah dan akhlak Islam?
                  Antara Ibadah dan  Muamalah      Agama Islam membawa  ajaran-ajaran
           yang  secara  garis  besar  —  berdasarkan  klasifikasi  para  ulama  —  terdiri  dari

           akidah,  syariah  dan  akhlak.  Akidah  mencakup  pokok-pokok  keimanan,  yang
           intisarinya  adalah  tauhid.  Syariah  adalah sistem norma  Ilahi  yang  mengatur
           hubungan manusia dengan Tuhan, dengan sesama manusia dan alam semesta.

           Syariah  dibedakan  menjadi  dua,  yaitu  yang  mengatur  tatacara ibadah murni
           (ibadah mahdhah) dan tatacara hubungan dengan sesama manusia dan alam
           (mu’amalah).  Adapun  akhlak  adalah  ajaran  tentang  baik-buruk  berkaitan

           dengan sikap jiwa,  perangai, karakter,  dan perilaku manusia  kepada  Tuhan,
           sesama manusia, dan alam. Akidah, ibadah, muamalah, dan akhlak merupakan

           satu  sistem  yang  saling berkait-berkelindan, tidak  bisa dipisah-pisahkan,  dan
           saling berhubungan secara korelatif.
                  Yang sering menimbulkan masalah dalam hal ini adalah yang berkaitan

           dengan ibadah (mahdhah)  dan  muamalah.  Mengenai  ibadah  ini  ada  kaidah
           ushul-fikih  yang  menyatakan:  “Al-ashlu  fil  ’ibadati  at-tahrim  illa  ma

           syara’ahullah  wa  rasuluh”  (ibadah  itu  pada  dasarnya  dilarang  kecuali  yang
           diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya). Allah SWT sudah menetapkan pokok-
           pokoknya,  sedangkan  Rasulullah  SAW  menjelaskan  tata-caranya.  Dalam  hal

           ibadah  ini  dasar  utamanya  adalah  mengikuti  perintah  dan  contoh
           dari Nabi SAW.  Disini  tidak  berlaku  analogi, logika,  atau  alasan-alasan.  Oleh

           karena  itu  dalam  hal  ibadah  tidak  ada  ruang  untuk  “kreativitas”,  kecuali
           menyangkut  sarana  penunjangnya.  Perbedaan  masih  dimungkinkan
           menyangkut  hal-hal  yang  tidak  pokok  karena  dalil-dalil  naqlinya  yang  multi-

           tafsir  disamping  persoalan  yang  menyangkut  kuat-lemahnya  sebuah  hadis.
           Sepanjang ada landasan dalil naqlinya, perbedaan harus ditolerir.





                                  Matahari Terbit
     55                           Diatas Seribu Bukit
                                             Sejarah Pergerkan Muhammadiyah Gunungkidul
   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73