Page 69 - MATAHARI TERBIT DIATAS SERIBU BUKIT- 2023
P. 69
Berkaitan dengan ibadah mahdhah ini yang sering menjadi perdebatan
adalah amalan di sekitar pelaksanaan ibadah. Misalnya, bacaan ta’awwudz,
basmalah dan shalawat oleh muadzin sebelum mengumandangkan adzan,
melafalkan niat shalat sebelum takbiratul ihram dalam shalat, dan bersalam-
salaman sesudah shalat berjamaah. Satu pihak berpendapat hal itu tidak
diperbolehkan karena tidak ada contoh dari Nabi SAW. Pihak lain
memperbolehkan karena hal itu dilakukan di luar (sebelum atau sesudah)
ibadah. Masalahnya, karena amalan itu dilakukan secara rutin dan berurutan
langsung dengan pelaksanaan ibadah, maka bisa menimbulkan kesan atau
pemahaman bahwa amalan itu bersifat wajib dan merupakan bagian dari syarat
atau rukun ibadah. Pemahaman ini yang harus diluruskan.
Jika dalam hal ibadah dasar utamanya adalah mengikuti perintah dan
contoh dari Rasulullah SAW, maka dalam hal muamalah dasar utamanya untuk
sebagian besar ketentuan syariah adalah pemahaman terhadap hakekat,
tujuan, alasan, dan masalahat di balik ketentuan tersebut. Dengan kata lain,
dalam hal muamalah ketentuan syariah tidak seketat seperti dalam ibadah,
dalam arti masih ada ruang untuk mempertimbangkan berbagai variabel dan
ruang untuk kreativitas. Dalam hubungan ini ada sebagai misal kaidah ushul fikih
yang berkaitan dengan muamalah, ”al-hukmu yaduru ma’al ’illati wujudan wa
’adaman” (hukum itu bisa berubah menjadi ada dan tidak ada berdasarkan
alasan-alasannya).
Jika dalam hal ibadah terdapat kaidah “semua dilarang kecuali yang
diperintahkan”, maka dalam hal non-ibadah, termasuk adat, tradisi, dan
produk-produk budaya, kaidahnya adalah “semua boleh kecuali yang dilarang”
(al-ashlu fil ’adati al-ibahah illa ma warada tahrimuhu). Dalam hal
ini, kreativitas atau kepeloporan untuk menciptaan kebaikan-kebaikan justru
didorong, sebagaimana ucapan Nabi SAW; “Man sanna
sunnatan hasanah falahu ajruhu wa ajru man ’amila bihu ba’dahu”
(Barangsiapa mempelopori suatu kebaikan, maka ia akan memperoleh pahala
Matahari Terbit
56 Diatas Seribu Bukit
Sejarah Pergerkan Muhammadiyah Gunungkidul