Page 63 - MATAHARI TERBIT DIATAS SERIBU BUKIT- 2023
P. 63
dan pilih tanding sehingga keduanya tak ada yang kalah dan tak ada yang
menang. Keduanya bertempur karena memperebutkan pusaka Jimat
Kalimusodo yang teramat sakti.
Suatu ketika pusaka Jimat Kalimusodo tersebut hinggap pada diri
Petruk. Dengan pusaka Jimat Kalimusodo ditangannya dan kemudian
mengamalkannya, maka jadilah Petruk seorang yang sakti mandraguna, gagah
perkasa, tanpa tanding. Dengan kesaktiannya yang teramat sakti itu Petruk
menjadi jumawa, angkuh, dan sombong.
Singkat cerita sang Petruk menjelma menjadi Prabu Kanthong Bolong,
Petruk melabrak semua tatanan yang sudah terlanjur menjadi “main stream”.
Dia menjungkir balikkan anggapan umum, bahwa penguasa boleh bertindak
semaunya, bahwa raja punya hak penuh untuk berlaku adil ataupun tidak.
Bertindak semaunya terhadap rakyat dan juga kerajaannya.
Tentu saja, ulah Prabu Kanthong Bolong tersebut membuat resah raja-
raja lainnya. Bahkan Kawah Candradimuka pun mendidih perlambang ada yang
membahayakan pemerintahan kerajaan-kerajaan. Hingga keadaan semakin
semrawut. Sampai akhirnya lurah Semar Bodronoyo turun tangan untuk
mengendalikan situasi.
“Ngger, Petruk anakku”, Semar berujar pelan, suaranya serak dan berat seperti
biasanya.
“Jangan kau kira aku tidak mengenalimu, ngger!”
“Apa yang sudah kau lakukan, thole? Apa yang kau inginkan? Apakah kamu
merasa hina menjadi kawulo alit (rakyat kecil)? Apakah kamu merasa lebih
mulia bila menjadi raja?
“ Sadarlah ngger, jadilah dirimu sendiri”
Matahari Terbit
50 Diatas Seribu Bukit
Sejarah Pergerkan Muhammadiyah Gunungkidul