Page 47 - MATAHARI TERBIT DIATAS SERIBU BUKIT- 2023
P. 47
Yaitu setiap hari Kamis Wage, dusun-dusun yang berada di wilayah Desa Giring,
mengadakan malam tirakatan dan pada pagi harinya, Jum’at Kliwon, melakukan
sedekah untuk warga miskin di balai desa tempat upacara.
Masih di dalam kompleks makam, terdapat pendapa Padepokan Makam Ki
Ageng Giring III, sendang dan pohon beringin yang sudah berusia seusia makam.
(sumber:Yogyakarta, sketsindonews –)
D. Petilasan Masjid Al-Huda
Petilasan yang menunjukkan adanya keberadaban Islam di komplek
pesarean Ki ageng Giring III yang lainnya adalah bangunan masjid Al-Huda,
masjid ini diperkirakan berdiri pada tahun 1578 ketika beliau sedang mencari
wahyu Kraton Mataram , beliau dibantu oleh Eyang Purwosodo,Mandung
Manten, Eyang Jambe Anom dan Bintul Aji awalnya masjid ini berupa ‘langgar
Jegleng’ yang sangat amat sederhana berupa joglo ukuran 4 x 4 m2 sebagai
tempat shalat, pada tahun 1700 langgar itu di pugar oleh Eyang Reko Suto
dengan diperluas menjadi 8 x 12 m2 dan masih dipertahankan bentuk arsitektur
bangunannya berupa joglo dari kayu jati dan masih menggunakan sirap
kemudian didepan masjid dibuatkan kolam untuk bersuci/wudlu. Karena jasa
Eyang Reko Suto dapatmenyelesaikan rehab tempatibadah itu, maka beliau
dipanggil oleh raja Mataram kemudian sebagai ungkapan terima kasih dari
Kraton, nama Reko Suto di balik menjadi Suto Reko dan diberi gelar Ahmad
Yunus dan sekaligus ditetapkan sebagai juru kunci masjid dan makam. Mulai
saat itulah daerah Sodo merupakan satu-satunya pusat perkembangan Islam di
daerah Gunungkidul.\
Matahari Terbit
34 Diatas Seribu Bukit
Sejarah Pergerkan Muhammadiyah Gunungkidul