Page 45 - MATAHARI TERBIT DIATAS SERIBU BUKIT- 2023
P. 45

Setelah perginya Ki Ageng Pemanahan dari rumahnya, Ki Ageng tidak

           bisa menyembunyikan masygul hatinya. Ia banyak merenung mupus takdir di
           pinggir sungai, yang kini dikenal masyarakat dengan nama Kali Gowang. Nama
           Kali Gowang, karena hatinya lagi lagi terluka, gowang, kecewa, teriris-iris atas

           kegagalannya memperoleh wahyu Mataram. Setelah kegagalan itu, Ki Ageng
           Giring semakin banyak beribadah kepada Allah SWT dan tak lama kemudian
           kesehatannya  mulai  rapuh  lalu  dimakamkan  di  dekat  rumah  beliau.

           Kisah selanjutnya adalah kembalinya Ki Ageng Pemanahan ke Kraton Pajang,
           nagih janji kepada Sultan Hadiwijaya dengan diantar oleh Sunan Kalijaga.
                  Kisah  Ki  Ageng  Giring  ini  menjadi  sangat  khas  Jawa.  Betapapun

           membuktikan  nasab  hingga  7  turunan  tidaklah  mudah.  Apalagi  intrik  dan
           campur  tangan  politik  Jawa  pada  kurun  waktu  itu  sangat  keras.  Kerajaan

           Mataram berpindah-pindah dari Kotagede ke Pleret, dari Pleret ke Kartasura
           dan  akhirnya  dari  Kartasura  ke  Surakarta.  Kita  hanya  mengetahui  bahwa
           Kerajaan Mataram kemudian didirikan oleh Danang Sutawijaya putra Ki Ageng

           Pemanahan  yang  bergelar  Panembahan  Senopati.  Panembahan  Senopati
           kemudian menurunkan Panembahan Sedo Krapyak, Panembahan Sedo Krapyak

           menurunkan  Raden  Mas  Rangsang  yang  kita  kenal  dengan  Sultan  Agung
           Hanyakrakusuma.
                  Pada  masa  Sultan  Agung  kerajaan  Mataram  mencapai  puncak

           keemasannya secara kewilayahan, keprajuritan, keagamaan, sosial budaya dan
           ekonomi.Namun  pasca  Sultan  Agung,  Mataram  benar-benar  harus  berjuang

           mempertahankan  eksistensinya  karena  banyak  intrik  baik  internal  maupun
           eksternal berupa kedatangan penjajah.
                  Babad  Nitik  Sultan  Agung  menguraikan  perjalanan  Sultan  Agung,

           termasuk pembuktian bahwa Puger memang keturunan Giring. Penulis babad
           ini  menceritakan  bahwa  pada  suatu  ketika  parameswari  Amangkurat  I,  Ratu
           Labuhan,  melahirkan  seorang  bayi  yang  cacat.  Bersamaan  dengan  itu  isteri



                                  Matahari Terbit
     32                           Diatas Seribu Bukit
                                             Sejarah Pergerkan Muhammadiyah Gunungkidul
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50