Page 41 - MATAHARI TERBIT DIATAS SERIBU BUKIT- 2023
P. 41

Pada saat itu, Ki Ageng Pemanahan masih lingkungan di Kraton Pajang di bawah
           kekuasaan Sultan Hadiwijaya atau Joko Tingkir. Alkisah, setelah kemenangan Ki

           Ageng  Pemanahan  menaklukkan  Aryo  Penangsang  di  Jipang  Panolan,  belum
           mendapatkan  hadiah  dari  sultan  sebagaimana  dijanjikan  dalam  sayembara,
           bahwa barang siapa yang bisa mengalahkan Aryo Penangsang akan mendapat

           hadiah  tanah  perdikan  yang  luas.  Ki  Penjawi  sudah  diberi  hadiah  tanah  Pati
           (Jawa Tengah), sementara Ki Ageng Pemanahan yang sebenarnya paling berhak
           malah belum mendapatkan haknya.

                  Karena kecewa hatinya, Ki Ageng Pemanahan lantas pergi dari istana. Ia
           menuju ke rumah sahabatnya, Ki Ageng Giring III, di daerah Gunungkidul. Ki
           Ageng Giring terkenal sebagai seorang petani pertapa sekaligus penyadab nira

           kelapa  maka  Ki  Ageng  Giring  juga  sering  disebut  Ki  Ageng  ‘Paderesan’.
           Bersamaan dengan itu, Sunan Kalijaga dawuh bahwa kelak wahyu Gagak Emprit

           akan  turun  di  tengah  pegunungan  selatan  dalam  sebuah  air  degan.  Namun
           kapan  wahyu  itu  akan  turun,  Kanjeng  Sunan  tidak  pernah  menjelaskan  dan
           pantang bagi murid untuk bertanya kepada Guru.

                  Oleh  Sang  Guru,  Ki  Ageng  Pemanahan  kemudian  disuruh  melakukan
           tirakat di daerah yang terdapat pohon mati yang berbunga. Pohon mati yang

           berbunga itu ditemukan oleh Ki Pemanahan yang sekarang disebut Kembang
           Lampir, wilayah Panggang, Gunung kidul.
                  Adapun  Ki  Ageng  Giring  yang  tinggal  di  daerah  Paliyan  Gunungkidul

           disuruh  menanam  sepet  atau  sabut  kelapa  kering,  yang  kemudian  tumbuh
           menjadi pohon kelapa yang menghasilkan degan atau buah kelapa muda. Sabut

           kelapa kering yang secara nalar tidak mungkin tumbuh, namun atas kehendak
           Tuhan Yang Maha Kuasa, tumbuh menjadi sebatang pohon kelapa.
                  Selama bertahun-tahun pohon kelapa itu dirawat dan dijaga Ki Ageng

           Giring  di  pekarangan rumahnya, hingga  menjadi  tinggi  dan  besar.  Namun  Ki
           Ageng merasa heran pohon kelapa itu tidak juga berbuah, sebagaimana yang
           pernah diisyaratkan oleh gurunya, Sunan Kalijaga. Namun Ki Ageng tidak pernah



                                  Matahari Terbit
     28                           Diatas Seribu Bukit
                                             Sejarah Pergerkan Muhammadiyah Gunungkidul
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46