Page 424 - MATAHARI TERBIT DIATAS SERIBU BUKIT- 2023
P. 424
Haji Agus Salim punya gagasan untuk menjadikan Muhammadiyah
sebagai partai politik. Kalau pada masa Orde Baru Muhammadiyah disebut
orsospol, dan beberapa pimpinan Muhammadiyah menjadi anggota Dewan.
Ternyata, menjelang akhir hayat Kiyai Haji Ahmad Dahlan, sudah muncul juga
“ambisi” menjadikan Muhammadiyah sebagai parpol.
Sidang dipimpin oleh Kiyai Ahmad Dahlan. Diketahui, Haji Agus Salim
adalah seorang jurnalis, politisi dan diplomat yang hebat. Tidak ada yang bisa
mengalahkannya dalam berdebat. Sekalipun suatu kali ternyata beliau
pernah kalah akal dengan seorang kusir andong.
Ceritanya, ketika suatu pagi beliau sehabis shalat di Bandara Kemayoran,
Haji Agus Salim naik dokar. Ketika itu kudanya kentut. Kata Haji Agus Salim
kepada kusirnya, “Pak, kudanya masuk angin”. “Bukan masuk angin, tapi keluar
angin”, jawab kusir. Haji Agus Salim keok dengan jawaban itu.
Kembali ke soal Sidang Hoofdbestuur, argumentasi Haji Agus Salim
membuat seluruh yang hadir terpukau, terkesima dan setuju, menjadikan
Muhammadiyah sebagai partai politik. Kyai Dahlan, karena menjadi pimpinan
sidang, tidak berpendapat.
Setelah Kyai Dahlan melihat nampaknya yang hadir sepakat dengan
gagasan Haji Agus Salim, Kyai Haji Ahmad Dahlan yang memimpin sidang
dengan duduk, lalu berdiri sambil memukul meja. Saya tidak sempat bertanya
kepada guru saya, Kiyai Hadjid, memukul mejanya keras, apa tidak.
Kyai Ahmad Dahlan mengajukan dua pertanyaan yang sangat sederhana
dan sangat mudah. Dan kalau dijawab, sebenarnya juga gampang. Pertama, apa
saudara-saudara tahu betul apa agama Islam itu? Kedua, apa saudara berani
beragama Islam?
Tidak ada satu pun dari yang hadir yang sanggup menjawab pertanyaan
itu, termasuk Haji Agus Salim sendiri. Bukannya tidak bisa, sebab mana mungkin
ditanya soal Islam begitu saja tidak tahu. Tapi, ketika ditanya “Beranikah kamu
Matahari Terbit
411 Diatas Seribu Bukit
Sejarah Pergerkan Muhammadiyah Gunungkidul