Page 419 - MATAHARI TERBIT DIATAS SERIBU BUKIT- 2023
P. 419
pak AR untuk istirahat di pertigaan jalan yang agak teduh, selanjutnya mohon
izin untuk memetiknya guna memberikan minum kepada pak AR;
‘Maaf pakdhe pak ustadz tadi haus, beliau tadi tanya warung disini ada
tidak, jika diperbolehkan mau minta kelapa mudanya , boleh?’
‘Silahkan ambil 6 sekalian nanti untuk di perjalanan!’ jawab pak Tondo
Dengan cekatan Subardi meminjam arit terus memanjat kelapa dan
mengambil 6 butir kelapa muda, setelah sampai bawah semua di parasi atas
bawahnya, yang 2 butir di lobangi untuk di berikan kepada pak AR, sisanya di
bawa sebagai bekal melanjutkan perjalanan ke dadap ayu.
Sesampainya di lokasi pak AR istirahat sebentar dan berbenah karena
waktunya sudah menjelang maghrib, ketika acara pengajian dimulai pak AR
bertanya kepada jama’ah; “jarak kota Semanu ke desa Dadap Ayu ini jauh
apa dekat?”
“ Jauu…uuh….!” Jawab jama’ah serentak
“ Berarti mas Bardi keliru…!” kata Pak AR sambil menunjuk Bardi,lalu
meneruskan bicaranya; “ Tadi tak tanyai jauh tidak Mas tempatnya?,
jawabnya ‘Tidak’ terus ada buntutnya kalimat panjang…, padahal pertanyaan
saya hanya butuh jawaban ; ya atau tidak , betul atau betul !?”
“ Betuuuulll….!!!” Jawab jama’ah sambil tertawa
Akhirnya pengajian selesai dan jama’ah pulang dengan rasa girang
gembira lantaran materi yang dibawakan oleh Pak AR dapat diterima
masyarakat waktu itu.
3) Menjadi Imam di Masjid Pesantren NU
Cerita datang dari Pondok Pesantren Al Muayyad Mangkuyudan,
Laweyan, Solo. Itu adalah pondok NU yang dipimpin oleh Kiai Haji Rozak
Shofawi, kiai senior di Solo. Kiai Rozak juga baru diangkat sebagai Imam
Besar Masjid Raya Sheikh Zayed. Itu loh, masjid sumbangan Presiden Uni
Emirat Arab (UEA) Sheikh Muhammad bin Zayed Al Nahyan. Penggembira
Matahari Terbit
406 Diatas Seribu Bukit
Sejarah Pergerkan Muhammadiyah Gunungkidul