Page 39 - MATAHARI TERBIT DIATAS SERIBU BUKIT- 2023
P. 39

Gelar ini digunakan pada masa awal masuknya Islam di pulau Jawa, yaitu kira-
           kira semenjak keruntuhan Majapahit hingga awal berdirinya kerajaan-kerajaan

           Islam (https://id.wikipedia.org/wiki/Ki_Ageng)
                  Demikian pula asal nama Ki Ageng Giring (mengacu kepada Ki Ageng
           Giring  I,  II,  III  dan  IV).  Makam  Ki  Ageng  Giring  III  dikelola  oleh  Kasultanan

           Yogyakarta Hadiningrat karena merupakan pepunden Trah Mataram sebagai
           penerima wahyu kraton.
                  Ayahanda Ki Ageng Giring I adalah Prabu Brawijaya V raja Majapahit,

           sedangkan  ibunya  bernama  Retno  Mundri.  Ia  bertemu  dengan  seorang  wali
           besar  yang  bernama  Sunan  Kalijaga.  Ia  seperguruan  dengan  Ki  Ageng
           Pemanahan. Keduanya adalah para tokoh politik yang mengembara dari istana

           untuk  mengembangkan  kekuatan  spiritual  dan  mengajarkan  Islam  kepada
           penduduk  sekitar.  Perlu  diketahui,  bahwa  setelah  hancurnya  kerajaan

           Majapahit, putra-putri Prabu Brawijaya menyebar ke berbagai wilayah di tanah
           Jawa, bahkan sampai Bali dan Lombok.

















                          Gapura pintu msuk pesanggrahan Ki Ageng Giring di Sodo

                  Di  tempatnya  masing-masing,  mereka  berikhtiar  lahir  batin  untuk

           mendapatkan  kembali  tahta  ayahanda  beliau  yang  telah  hilang.  Keyakinan
           bahwa wahyu kraton akan turun kepada putra yang memiliki kecakapan lahir
           batin ini sangat kuat menancap ke dalam relung jiwa para trah darah biru ini, di

           antaranya adalah Ki Ageng Giring (I).



                                  Matahari Terbit
     26                           Diatas Seribu Bukit
                                             Sejarah Pergerkan Muhammadiyah Gunungkidul
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44