Page 138 - MATAHARI TERBIT DIATAS SERIBU BUKIT- 2023
P. 138
dan bermukin di sekitar kediaman Ki Pager wesi. Maka untuk menghormati Ki
Pager Wesi tempat yang sebelumnya hutan ini di beri nama Pager.
Sesuai kebiasaan orang-orang ketika hendak pergi ketempat Ki Pager
Wesi, mereka menyebut pergi ke Mbah Pager atau Pergi ke Pager. Beliaupun
menghabiskan sisa hidupnya sebagai rakyat biasa sampai meninggal.
Masyarakat yang terlanjur bertempat tinggal di sanapun memakamkan beliau
di sekitar Pager. Dipercaya makam Mbah Pager ada di Bandung. Dikisahkan
bahwa dalam pelariannya dari Majapahit, beliau mengembara bersama adik
perempuannya yaitu Nyi Andan Sari. Dan Nyi Andan Sari inilah yang di percaya
sebagai cikal bakal desa Bandung. Sebuah wilayah disebelah barat Pager.
Sepeninggalan Ki Pager Wesi diarah selatan, hadirlah penggembara yang
juga pelarian dari Majapahit. Hutan yang masih lebat di jadikan tempat terakhir
untuk bertempat tinggal. Beliau adalah Ki Jogurdo. Sebagai pendatang di
wilayah tersebut, menggunakan kemampuan ilmu kanuragannya sebagai
sarana pengobatan adalah pilihannya. Bahkan sebagai orang yang di anggap ahli
dalam pengobatan Ki Jogurdo banyak didatangi orang-orang dari berbagai
wilayah termasuk yang berasal dari Pager. Banyak orang yang datang dan
bermukim di dekat Ki Jogurdo. Keadaan ini membuat Ki Jogurdo memutuskan
pada hari Senin Kliwon, bersama warga yang bermukim untuk memperluas
wilayah pemukimannya. Hutan lebat yang kaya raya, subur dan tersedia
berbagai kebutuhan hidup di kala itu di beri nama Bumi Siono. Sebagai
manifestasi dari sebuah Bumi yang berisi. Atau dalam bahasa Jawa di sebut
“Isine Ono”. Artinya bahwa wilayah yang di diami ki Jogurdo dan pedatang
berikutnya telah menyediakan segala sesuatunya. Kemampuannya dalam ilmu
kanuragan juga di gunakan untuk tetap menjaga area hutannya dan menekuni
pertanian. Ki Jogurdo pun menghabiskan sisa hidupnya di Bumi yang sangat
makmur itu karena kekayaan alamnya. Beliau wafat dan di makamkan di dekat
pemukiman. Keberadaan sebuah Makam di wilayah Wit Ijo di percaya sebagai
makam beliau. (Sekarang berada di perbatasan Siyono Kulon dan Tengah).
Matahari Terbit
125 Diatas Seribu Bukit
Sejarah Pergerkan Muhammadiyah Gunungkidul