Page 141 - MATAHARI TERBIT DIATAS SERIBU BUKIT- 2023
P. 141

berpesta pora. Ketika mereka beranjak untuk istirahat tidur, waktu ini adalah
           waktu  yang  tepat  untuk  menyerang.  Maka  di  sepakati  ketika  ayam  jantan

           berkokok pertama kali penyerangan di lakukan oleh Demang Mangun Kartiko
           dari  arah  timur  atau  tenggara.  Lalu  penyerangan  dari  arah  barat  di  pimpin
           Demang  Wongso  Wirana  di  tandai  dengan  berkokoknya  ayam  jantan  yang

           kedua  kalinya.  Di  rencanakan  ketika  ayam  berkokok  yang  ke  3  kali  maka
           penyerangan  besar-besaran  dari  kedua  arah  harus  di  lakukan.  Dan  sebelum
           matahari terbit para pemberontak harus sudah mampu di tumpas.

                  Tiba pada hari yang telah di tentukan semua prajurit telah di siagakan.
           Sambil menanti ayam jantan berkokok semua prajurit dari kedua pademangan
           menyiapkan  segala  sesuatunya  dan  mengatur  penyerangan.  Ayam  jantan

           berkokok pertama kali, penyerangan di lakukan oleh Prajurit Demang Mangun
           Katiko. Penyerangan mendadak itu membuat para pemberontak kalang kabut.

           Lari tunggang langgang. Mereka melakukan perlawanan yang sama sekali tidak
           berarti. Mereka sengaja dipukul mudur ke arah barat. Dengan Harapan pasukan
           Demang Wongso Wirana telah siaga untuk menyambut para pemberontak itu.

           Perencanaan  menumpas  pemberontak  yang  tepat  dan  jitu.  Pasukan
           pemberontak yang kocar-kacir itu menuju arah barat. Sementara ayam jantan

           berkokok untuk yang kedua kalinya pertanda pasukan Demang Wongso Wirana
           menyerang dari arah barat. Pasukan dari Kepil inipun membabi buta melihat
           para pemberontak lari tunggang langgang dari arah timur. Para pemberontak

           itupun  tak  mampu  melakukan  banyak  perlawanan.  Mereka  mencoba
           bersembunyi di hutan yang dikenal sebagai Alas Lo. Alas Lo ini di kuasai oleh

           makluk halus bernama Roro Kuning dengan pembatu setianya Rumpeni. Alas Lo
           adalah  wilayah  tak  bertuan  yang  tak  seorangpun  mampu  menjamah  karena
           keberadaan kedua makluk “sing mbaurekso” itu. Dan hutan ini lebih sering di

           gunakan oleh para pemberontak dan penjahat untuk mengakhiri pengejaran
           korban. Alas Lo yang angker dan lebat ini menjadi ajang pembantaian tanpa
           ampun.



                                  Matahari Terbit
    128                           Diatas Seribu Bukit
                                             Sejarah Pergerkan Muhammadiyah Gunungkidul
   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146