Page 137 - MATAHARI TERBIT DIATAS SERIBU BUKIT- 2023
P. 137

Ketika  awal  dakwah  Islam  bermanhaj  Muhammadiyah  masuk  di
           Logandeng  terutama  yang  bagian  selatan    sungai    dibawa  oleh  Ibu  Shalihah

           (Piyaman) janda Bapak Harsodiyono yang ketika itu Ibu Shalihah dipersunting
           dan  di  boyong  ke  dusun  Siyono  tengah,  Kalurahan  Logandeng,  Playen,
           Gunungkidul oleh seorang petani bleken Bernama Bapak Harjosentono, hasil

           pernikahan kedua ini Ibu Shalihah dikaruniai 3 orang putra, yaitu; Sudarmini,
           Sudaryatmi dan Asrobani.
                  Karena waktu itu di Logandeng belum ada tokoh agama Islam dari kaum

           pria  yang  memiliki  kemauan  dan  kemampuan  seperti  Ibu  Shalihah,  maka
           kebanyakan dari warga sekitar mengajinya ke rumah Ibu Shalihah mulai dari
           mengaji alqur’an maupun mengaji tatacara shalat dan sebagainya.

                  Tempat tinggal pasangan Ibu Shalihah dengan Bapak Harjosentono ada
           di seberang sungai yang membelah Desa Logandeng, tepatnya berada di Dusun

           Siyono  Tengah,  sekarang  tanah  tersebut  Sebagian  telah  diwakafkan  kepada
           Muhammadiyah dan sebagian dibeli oleh warga Muhammadiyah untuk wakaf
           bersama yang peruntukannya akan digunakan Gedung Central Dakwah Islam

           dan perkantoran Muhammadiyah tingkat Daerah Kabupaten Gunungkidul.
                  Sedikit tentang sejarah keberadaan desa Logandeng dikisahkan sebagai

           berikut; Berawal dari pelarian Majapahit yang salah satunya bernama Ki Pager
           Wasesa memasuki  wilayah  Redikidul  (Gunungkidul  sekarang).  Beliau  adalah
           salah satu Senopati perang dari Majapahit. Dalam Perjalannanya beliau akhirnya

           memutuskan untuk bertempat tinggal di tengah Hutan. Menjadi rakyat jelata
           adalah pilihannya agar bisa hidup tenang dan nyaman. Untuk bertahan hidup,

           berburu dan bertani adalah kegiatan yang di lakoninya. Beliau juga memiliki
           keahlian dalam bidang mengolah bahan baku besi menjadi senjata dan alat-alat
           pertanian. Profesi membuat alat-alat pertanian berbahan baku besi inilah yang

           membuat masyarakat lebih mengenal beliau sebagai Pager Wesi.
                  Selain  sebagai  tukang  pande  besi,  beliau  juga  di  percaya  ahli  dalam
           pengobatan. Kedua profesi inilah yang akhirnya membuat banyak orang datang



                                  Matahari Terbit
    124                           Diatas Seribu Bukit
                                             Sejarah Pergerkan Muhammadiyah Gunungkidul
   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142