Page 436 - MATAHARI TERBIT DIATAS SERIBU BUKIT- 2023
P. 436

sambil  ditanya  namanya  siapa?  Ayahnya  siapa?  Rumahnya  di  mana?  dan
           seterusnya.

                  Kemudian, Kyai Dahlan duduk di undak-undakan (tangga rumah) sambil
           mengajak  anak-anak  duduk  di  sekitarnya.  “Mari,  duduk  di  sini”,  kata  Kyai
           Dahlan.

           Karena  keramahan  sekaligus  kewibawaan  Kyai  Dahlan,  anak-anak  itu  pelan-
           pelan satu per satu duduk di sekitar Kyai. Kyai Dahlan tidak mempersoalkan
           teriakan,  tetapi  menanyakan  di  mana  rumahnya,  putranya  siapa,  pekerjaan

           orang tuanya apa?
                  Juga ditanyakan pula ada yang sekolah apa tidak? Dulu, tidak setiap anak
           bisa  sekolah.  Kalau  habis  maghrib  apa  ada  yang  ikut  mengaji.  Kalau  ngaji,

           ngajinya di mana, siapa yang mengajar mengaji? Dan seterusnya.
           Setelah mendapat jawaban anak-anak itu, kyai bertanya. “Apa kamu semua mau

           bermain bersama saya? Apa kamu semua mau saya dongengi?”
           Tawaran  yang  simpatik  itu  dijawab  oleh  mereka  serempak,  “Mau  Kyai,  mau
           Kyai”.

                  Kata Kyai, “Baik, kalau mau, sekarang masuk ke rumah”
           Kemudian  Kyai  Dahlan  minta  Nyai  membeberkan  tikar  dan   membuatkan

           minuman. Setelah itu Kyai Dahlan mendongeng suatu kisah yang diambilkan
           dari tarih Islam. Karena cara mendongengnya menarik, kadang-kadang disertai
           dialog  yang  komunikatif,  tokoh-tokoh  yang  didongengkan  itu  seakan-akan

           hidup. Anak-anak terpukau keasyikan.
                  Ketika mendengar azan dhuhur, Kyai berhenti dan berkata. “Itu sudah

           terdengar azan sekarang kita berhenti, shalat dulu. Sekarang kamu berwudhu,
           ada yang belum bisa berwudhu? Terus shalat bersama saya di langgar itu. Ada
           yang belum bisa shalat? Nanti habis shalat kita ke sini lagi”.

                  Ketika anak-anak keluar untuk berwudhu, Kyai Dahlan membisiki Nyai
           Dahlan, “Tolong sediakan makan siang ala kadarnya untuk anak-anak itu. Kita
           kedatangan murid-murid baru,” kata Kyai.



                                  Matahari Terbit
    423                           Diatas Seribu Bukit
                                             Sejarah Pergerkan Muhammadiyah Gunungkidul
   431   432   433   434   435   436   437   438   439   440   441