Page 164 - MATAHARI TERBIT DIATAS SERIBU BUKIT- 2023
P. 164
Puspawilaga menjadi ragu-ragu juga. Dia melihat adanya korban yang sudah
cukup banyak itu. Dia tidak berani menerima akibatnya, apalagi kalau akibatnya
mengenai dirinya sendiri.
Seorang Demang bernama Wanapawira dari Desa Piyaman, yang
sebenarnya tidak berkeinginan untuk memasuki sayembara, oleh kakak
perempuannya yang bernama Mbok Niti, dia dibujuk -bujuknya untuk mau
memasuki sayembara tersebut. Mbok Niti membujuk adiknya itu tidaklah
didasarkan atas nafsunya akan adanya hadiah kedudukan, tetapi karena
kesadarnnya wajib berbakti pada Pangeran Mangkubumi, yang sekarang
menjadi Sri Sultan Hemengku Buwana ke I.
Seperti diketahui, bahwa Mbok Niti adalah bekas seorang prajurit wanita
pengikut Pangeran Mangkubumi dalam perang Giyanti. Dia memiliki pusaka
tumbak yang bernama Kyai Muntab, yang terkenal saktinya. Rupanya jiwa
kepahlawanan yang wajib selalu berbakti kepada Pangeran Mengkubumi dan
kebetulan belumlah terlepas dari tubuhnya yang sebenarnya sudah mulai tua
itu.
Akhirnya tergugah pula kesadarannya Ki Demang Wanapawira. Atas
petunjuk Mbok Niti, Ki Demang segera bertapa di bawah pohon Nongko
Doyong. kemudian muncullah penuggu hutan Nongko Doyong tersebut, yang
berwujud seorang wanita, mengaku bernama Nyai Gadung Mlathi. Dan
berkata: “Kau ku izinkan membuka hutan ini, tetapi pohon Nongko Doyong itu
jangan kau rusakkan. Karena pohon itu sebenarnya tempat persemayaman
saya”. Sesudahnya Nyai Gedung Mlathi menghilang.
Ki Demang Wanapawira bergegas memberitahu Mbok NIti, apa hasil
yang telah didapatnya dalam bertapa itu. Setelah mendengar pemberitahuan
adiknya, Mbok Niti segera menyarankan kepada adiknya, agar cepat-cepat
melaksanakan rencana membuka hutan Nongko Doyong. Karena jelas bahwa
adiknya sudah mendapatkan ijin dari penunggu hutan dan pohon Nongko
Doyong, yang berarti adiknya mendapatkan bantuan besar pula.
Matahari Terbit
151 Diatas Seribu Bukit
Sejarah Pergerkan Muhammadiyah Gunungkidul