Page 442 - MATAHARI TERBIT DIATAS SERIBU BUKIT- 2023
P. 442
langsung berubah. Justru ia merasakan enak selama masuk cara hidup
Muhammadiyah ini.
“Tidak ada baiat agar menjadi anggota Muhammadiyah. Cukup mengurangi
jumlah rakaat tarawih, cukup pindah shalat Id ke lapangan,” selorohnya
disambut tawa peserta Rapat Kerja Bersama di Hotel Kapal Sengkaling, Sabtu
(18/1/2020).
Pengalaman unik juga dialami saat menikahkan anaknya. Oleh
saudaranya yang dari Sampang diprotes gara-gara tidak ada kirim doa sapu jagat
waktu syukuran. Hanya doa ringkas biasa ala Muhammadiyah. “Tak asyik, masa
selamatan gak pakai kirim doa sapu jagat. Ya gak makbul,” tuturnya dengan
dialek Madura menirukan ucapan saudaranya.
Tidak hanya soal selamatan yang diprotes. Juga soal pawang hujan.
Karena mengadakan acara mantu di musim hujan, saudara-saudaranya dari
Madura menyarankan mengundang pawang agar acara lancar.
Dia abaikan saran itu. ”Tapi saya selalu berdoa, ya Allah jangan hujan,” cerita
Wakil Rektor I UMM ini. Ternyata selama tiga hari benar-benar tidak turun
hujan. Saudara-saudaranya pada bingung dan heran.
”Mereka semua pada bertanya pakai pawang mana kok hujan bisa gak
turun,” ujar Syamsul menceritakan pertanyaan saudaranya.
”Langsung saya jawab, tidak usah pakai pawang, saya pakai cara
Muhammadiyah,” tandasnya sambil berkata dalam hati inilah kesempatan
menunjukkan bahwa orang Muhammadiyah juga sakti.
Mereka makin penasaran. Lalu bertanya, bagaimana cara
Muhammadiyah itu? “Wah itu gampang, menjadi orang Muhammadiyah dulu
baru tahu rahasianya,” jawabnya pendek.
Dia bercerita lagi, Muhammadiyah itu dirindukan di mana saja, termasuk
di luar negeri. “Pengalaman saya ketika ke Perth, Australia. Saya diminta
khotbah. Saya minta ke takmir saat diperkenalkan sebutkan saya dari
Matahari Terbit
429 Diatas Seribu Bukit
Sejarah Pergerkan Muhammadiyah Gunungkidul