Page 28 - MATAHARI TERBIT DIATAS SERIBU BUKIT- 2023
P. 28
Dari pusaka-pusaka yang ada di Joglo Citakan tersebut dapat
menggambarkan agresifitas dan intensitas Ki Demang Wonopawiro dalam
mendukung semua peperangan Pangeran Mangkubumi. Di mana sejak 24 tahun
sudah ikut serta di dalam peperangan Pangeran Mangkubumi kala itu.
Ia menyebutkan ketika Geger (perang) Kartosuro, Bagus Damar Wonopawiro
maju perang menggunakan pusaka Eyang Slamet. Perang itu terjadi pada 1742
di mana Pangeran Mangkubumi melawaan VOC Belanda.
"Tahun 1746 sebenarnya masih persiapan pangeran Mangkubumi namun Bagus
Damar Wonopawiro sudah ditunjuk menjadi Demang di Piyaman," katanya.
Kemudian pada 1747 terjadi perang dahsyat yang melibatkan 13.000
laskar mataram. Kala itu Ki Demang Wonopawiro membawa Pusaka Eyang Kyai
Pacar yang ukurannya relatif kecil. Meskipun hanya membawa pusaka kecil,
tetapi Ki Demang Wonopawiro justru berada di barisan paling depan.
Pada 1748 dirinya terlibat lagi perang di mana Pangeran Mangkubumi
menyerang Keraton Surakarta yang masih di bawah Kendali Patih Pringgoloyo,
yang konon berpihak kepada VOC. Tahun 1749 Pangeran Mangkubumi berhasil
membatalkan perjanjian Ponorogo
"Didasari intensitas peperangan yang sering dilakukan oleh Demang
Wonopawiro maka didirikanlah Joglo Citakan ini," katanya.
Joglo Citakan sejatinya didirikan untuk menjadi markas petinggi pasukan
Ngayogyakarto Hadiningrat. Di markas tersebut mereka menyusun strategi yang
cerdas untuk berperang. Joglo Citakan letaknya hanya 500 meter dari kediaman
utama Ki Demang Wonopawiro dan memiliki lahan seluas 10 ribu meter persegi,
yang masih berbentuk hutan. Hal tersebut untuk menyamarkan langkah strategi
perang mereka.
Tahun 1754 pangeran Mangkubumi menerima kesepahaman dengan
VOC tentang Sukowati. Dan di tahun 1754 itulah ada perintah tahap I yaitu
perintah Babad Alas Nongko Doyong. Namun Babad Alas Nongko Doyong I
Matahari Terbit
15 Diatas Seribu Bukit
Sejarah Pergerkan Muhammadiyah Gunungkidul