Page 130 - MATAHARI TERBIT DIATAS SERIBU BUKIT- 2023
P. 130
diantara mereka sesama pendakwah Islam yang sefaham saling bersilaturrahmi
dan mensuport, penulis masih ingat betul bagaimana Bapak Muhammad
Ramelan ketika berkunjung ke Wonosari tidak lupa selalu mampir kerumah
Bapak di Madusari yang kebetulan bapak membuka usaha jasa reparasi Jam.
Sehingga sambil bersilaturrahmi terkadang Bapak Muhammad Ramelan ini
mereparasikan jamnya yang tidak beres ke bapak, sambil pula membicarakan
urusan umat diwilayah kerja masing-masing. Sambil ngeteh kudapan/pacitan
balok (ketela goreng) dan bakwan serta pisang goreng terkadang diselingi
dengan gelak tawa ketika membicarakan istri-istri dan anak-anak mereka.
Kedua sahabat sesama abdi negara di Kantor Urusan Agama ini sekaligus
aktif di kegiatan dakwah Islam yang ‘progresif’ waktu itu, keduanya di anggap
paling berani mengambil keputusan untuk melakukan ‘poligami’,ada diantara
teman seperjuangan yang sering ‘membulli’ namun ada pula yang menghargai
keputusan beliau berdua ini.
Adalah Bapak R.M.Badaruddin yang lahir 19 Januari 1919 berasal dari Kauman
Yogyakarta lulusan pondok pesantren Termas Pacitan, Jawa
Timur, menikah dengan Ibu Siti Bidanah (aktivis ‘Aisyiah),
kurang lebih lima belas tahun usia pernikahannya Beliau
menikah lagi dengan Ibu Ngubaidiyah jebolan pondok
pesantren Safinatun Najah Jejeran Wonokromo janda
beranak dua dari Bapak Ali (salah satu guru MMI yang dari
jejeran Wonokromo), dari kedua istrinya ini beliau mempunyai putra 18 yaitu;
H.Muh Adib Alfajari,BA, Muh.Muniruddin, Dra.Hj.Sri Asyiah Hastuti, Hj. Eni
Munifah, Hj.Siti Burhana,A.Pt, Ir. H. Muh. Nurrahman,M.Kes, Sapto Edi
Mulyono, Dra. Endang Tri Purwaningsih, Dra. Siti Farida, Drs.H.Mahmud
Fauzi,M.Pd.I, Miftah Khusurur, Azis Purnomo,S.T, Siti Maisaroh, Ir.Farkhan
Hartono, Irfan Supriyono Sugeng Widodo, Esti Murni Diah Gunawanti, Erni Nur
Rohmawati, Nurul Hidayati.
Matahari Terbit
117 Diatas Seribu Bukit
Sejarah Pergerkan Muhammadiyah Gunungkidul