Page 105 - MATAHARI TERBIT DIATAS SERIBU BUKIT- 2023
P. 105
Tokoh utama yang menjadi pelopor kebangkitan kembali HW
pada fase kedua itu diantaranya adalah H. Haiban Hadjid dan Mawardi.
Hanya saja, ketika HW sedang mengalami masa kebangkitannya, pada
waktu yang bersamaan tepatnya pada malam hari setelah peresmian
berdirinya HW, salah seorang kader terbaik HW, yaitu Panglima Besar
Jenderal Sudirman meninggal dunia.
Pada saat masih dalam bentuk Padvinder Muhammadiyah basis
anggota kepanduan ini mula-mula adalah para guru di sekolah
Muhammadiyah di Suronatan dan Bausasran Yogyakarta. Karena itu,
rekrutmen keanggotaan Padvinder Muhammadiyah berbasis pada guru
Muhammadiyah, pemuda kampung dan anak-anak kampung.
Untuk lebih mengefektifkan kegiatannya, keanggotaan
Padvinder Muhammadiyah dipilah-pilah berdasarkan tingkat usianya.
Adapun kesatuan-kesatuan keanggotaan HW tersebut adalah Athfal,
Pengenal dan Penghela. Athfal adalah sebutan untuk anggota HW yang
berusia 11 tahun ke bawah. Sementara kesatuan yang ada di dalam
kelompok Athfal adalah kelompok yang anggotanya terdiri dari 8-10
orang. Kumpulan antara 2 sampai 3 orang dinamakan Kampungan. Satu
Kampungan biasanya dibina oleh seorang bapak Athfal yang dibantu oleh
Bapak Athfal Muda (Beamu).
Pengenal adalah sebutan untuk anggota HW yang berusia antara
12 sampai 16/17 tahun. Sementara kesatuan yang ada di dalam kelompok
Pengenal adalah Regu. Satu regu Pengenal terdiri dari 8-10 anggota.
Selanjutnya, kumpulan dari 2-3 regu disebut Pasukan. Satu pasukan
biasanya dipimpin pasukan yang dibantu seorang wakil.
Penghela adalah sebutan untuk anggota HW yang berusia antara
17-25 tahun. Untuk Penghela identitas kesatuannya dinamakan Kawan
yang anggotanya terdir dari 4-6 orang. Selanjutnya, gabungan dari 2-3
Matahari Terbit
92 Diatas Seribu Bukit
Sejarah Pergerkan Muhammadiyah Gunungkidul