Page 176 - MATAHARI TERBIT DIATAS SERIBU BUKIT- 2023
P. 176
pasar Piyaman, dan nanti bila Temanggung Wiranegara datang supaya pada
berteriak-teriak Dengan mengatakan Rongga Puspawilaga mengamuk, secara
berulang-ulang.
Begitu Tumenggung Wiranegara sampai di desa Piyaman, asap
kebakaran Masih jelas kelihatan. Sedangkan suara-suara teriakan Rongga
Puspawilaga masih ramai pula di sana-sini. Mendadak muncul Mbok Niti
dihadapan Tumenggung Wiranegara melaporkan bahwa Bupati Anom Rongga
Puspawilaga mati dikeroyok penduduk. Setelah mendengar laporan Mbok Niti
dengan hati-hati, wajah Tumenggung Wiranegara berubah menjadi cerah.
Karena dia sendiri juga sudah tahu, bagaimana watak dan sifat Rongga
Puspawilaga yang hanya selalu melihat keuntungan dan kepentingan pribadinya
sendiri, melupakan kepentingan dan kesejahteraan penduduknya.
Tumenggung Wiranegara segera meninggalkan Desa Piyaman dan akan
segera pula melaporkan tentang kematian Rongga Puspawilaga ke kehadapan
Sri Sultan Hamengkubuwono ke I, di Keraton Ngayogyakarta. Juga telah
selesainya babat alas Nongko Doyong, yang ditangani oleh Ki Demang
Wanapawira dari Piyaman itu. Sri Sultan hamengkubuwana ke I setelah
mendengarkan laporan tersebut, memberitahukan, bahwa besok pada hari
Jumat Legi yang akan datang, beliau akan berkunjung ke alas Nongko Doyong,
dan menetapkan tempat itu sebagai Ibu Kota Kabupaten GUnung Kidul yang
baru.
Seperti yang diberitahukan, maka pada hari Jumat lagi, tanggal 1 Januari
1755, Sri Sultan Hamengku Buwana I meresmikan dan menetapkan alas Nongko
Doyong diganti namanya jadi Wanasari, sebagai kota Kabupaten Gunung Kidul
yang baru. Sedangkan Ki Demang Wanapawira dinaikkan pangkatnya
menggantikan kedudukan Bupati Anom Rongga Puspawilaga yang telah mati.
Bahkan nantinya setelah Tumenggung Wiranegara meninggal, Ki Demang
menggantikan pula kedudukan Bupati Gunung Kidul.
https://alkisahrakyat.blogspot.com/2021/05/nongko-doyong.html
Matahari Terbit
163 Diatas Seribu Bukit
Sejarah Pergerkan Muhammadiyah Gunungkidul