Page 283 - MATAHARI TERBIT DIATAS SERIBU BUKIT- 2023
P. 283
harus siap jadi kader NU, namun naluri kehidupan bermuhammadiyahnya
tidak bisa disembunyikan. Oleh karena itu beliau ditemui Bapak Zamari,
Bapak Iskanto dan yang lainnya untuk klarifikasi pada akhirnya dengan
sembunyi-sembunyi agar tidak diketahui saudaranya yang tokoh NU itu,
maka komunikasi diantara mereka komunikasipun terjalin.
th
Salah satu syarat untuk menjadi guru adalah lulusan PGAA 6
Th
kebetulan saat itu (1969) ada pembukaan PGAAN 6 maka beliau masuk
sebagai salah satu siswa pertama, tidak lama kemudian saudaranya dimutasi
ke Yogyakarta, sehingga Pak Busyrowi lebih leluasa dan lebih intensif tidak
merasa sungkan melakukan komunikasi dengan tokoh-tokoh
Muhammadiyah waktu itu bahkan mulai menampakkan diri ikut berperan
dalam kegiatan, selanjutnya upaya menjadi pegawai terjawab, karena
keterlibatan saudaranya yang notabena tokoh NU tidak begitu berarti maka
‘perjanjian awal’ untuk menjadi kader NU tidak diteruskan karena pilihan
hati jatuh akan meneruskan perjuangan Muhammadiyah. Sebagaimana
alumnus Mualimin Muhammadiyah serta aktivis Pemuda Muhammadiyah
di Jogokaryan Yogyakarta.
Busyrowi muda saat itu di Gunungkidul masih berjuang memperkokoh
posisi baik secaqra ekonomi maupun status diri dengan berkecimpung di
Pemuda Muhammadiyah dan PII, baru pada tahun 1979/1980 beliau ikut
memperkuat kepengurusan Muhammadiyah Daerah Kabupaten
Gunungkidul.
Beliau menikah pada tahun 1980 dengan Ibu Badriyah dan dikaruniai
putra 4 orang, dan sekarang bertempat tinggal di Gupaan, Trimulyo, Kepek
(Komplek perguruan MAN Wonosari).
Salah satu ide program yang cukup menarik adalah mengajak pengurus
daerah Muhammadiyah beserta wakil-wakil pengurus cabang untuk
melakukan studi banding ke Pimpinan Muhammadiyah Cabang Waleri ,
Kendal tentang pengelolaan BAPELRUZAM (Bapan Pelaksana Urusan Zakat
Matahari Terbit
270 Diatas Seribu Bukit
Sejarah Pergerkan Muhammadiyah Gunungkidul